Enter your keyword

Diskusi Meja Bundar “Seni Rupa Bandung Hari ini dalam 3 Sorotan”

Diskusi Meja Bundar “Seni Rupa Bandung Hari ini dalam 3 Sorotan”

Dalam rangka program Soemardja Award # 3 | 2013,

Galeri Soemardja  mempersembahkan

sebuah Diskusi Meja Bundar

 

“Seni Rupa Bandung Hari ini dalam 3 Sorotan”

 

 20 Januari 2014 | 10.00 – 18.00 WIB

 

 

 

Arus perkembangan seni rupa Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir memperlihatkan gerak yang menghapus batasan konseptual tentang apa yang kita pahami sebagai otentisitas/orisinalitas, lalu integrasi antara hasil-hasil ekspresi dari “budaya bawah” dan “budaya tinggi” juga semakin mengaburkan batasan konseptual tentang seni, menyusul kecenderungan anything goes (apapun boleh) yang merebak di mana-mana. Di medan sosial seni, pergerakan tersebut berlangsung hampir secara total. Dalam kerangka ini, sumber-sumber penciptaan seni seolah-olah hanya “terbatas pada reproduksi” – yang (itupun) bergantung sepenuhnya pada “orisinalitas masa lalu”; yang diakses melalui sebuah bank data, yang tidak hanya mengandung informasi, tetapi juga realitas yang sudah dialami.

 

Kian kemari, masalah representasi, reproduksi, dan legitimasi seni semakin memasuki arena yang jauh lebih kompleks daripada yang pernah dibayangkan oleh seniman-seniman Indonesia terdahulu. Proses penciptaan seni di masa kini semakin jauh dan bahkan tidak lagi memiliki hubungan atau rujukan dengan realitas murni. Citraan-citraan sudah berkembang-biak dan satu sama lain saling berhimpitan. Seni rupa kontemporer berlangsung di tengah lautan citraan yang berlimpah-limpah. Dalam situasi demikian, konsep tentang seni memang tidak hanya mengalami pengayaan, tetapi juga krisis (crisis of cultural authority), terutama pada aspek representasi ketika orang percaya bahwa realitas adalah wilayah yang harus diperebutkan.

 

Analis ekonomi Don Thompson (2008) mengulas tentang sejumlah hal yang membuat seni rupa kontemporer dewasa ini bernilai. Menurutnya, pertama-tama adalah ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh para art dealer terkenal; lalu branding balai lelang terkemuka, kurator museum, oleh sedikit kritikus dan tak ketinggalan konsumer – para pembeli. Sementara Sarah Thornton (2008) mengamati bagaimana sepanjang delapan tahun terakhir, pasar seni rupa kontemporer mengalami boom. Museum kedatangan banyak pengunjung dan banyak orang menyebut dirinya seniman. Seni rupa kontemporer tampaknya telah menjadi hiburan massal, gaya hidup yang selebral, sebagai barang mewah dan menjadi sasaran pekerjaan. Banyak hal dalam dunia seni yang berubah karena boom.

 

Bagaimana situasi mutakhir itu kita pahami dan soroti hari ini?

 

Sorotan 1

Seni Rupa Bandung Hari ini 

dan Soal Kesenimanan

Durasi: 10.00 – 12.00 WIB

 

Panelis

Adythama Pranada (Soemardja Award 2011)

Agung Prabowo (Trienal Seni Grafis 2012)

Antonio Sebastian (Soemardja Award 2012)

Bagus Pandega (BaCAA 2012)

Faisal Habibi (Indonesian Art Award 2008)

Leonardiansyah (BaCAA 2013)

Michel Binuko (ArtJog 2013)

Maharani Mancanagara (Soemardja Award 2013)

Patriot Mukmin (Bazaar Art Award 2011)

Syaiful Aulia Garibaldi (BaCAA 2013)

 

 

Pembahas

R.E. Hartanto (Indonesian Art Award 1999)

 

Moderator

Danuh Tyas (Galeri Soemardja)

 

 

Sorotan 2

Seni Rupa Bandung Hari ini

dan Soal Manajemen Organisasi/Ruang-ruang Seni Rupa 

Durasi: 13.00 – 15.15 WIB

 

Panelis

Anton Susanto (Griya Seni Popo Iskandar)

Dedi Koral (Kebun Seni)

Goy Gautama (Kamones Gallery)

Herra Pahlasari (S.14)

Mimi Fadmi (Asbestos)

Rudi ST Darma (Rumah Proses)

Wibi R. Triadi ( Galeri Gerilya)

Yus Herdiawan (Bale Tonggoh)

 

Pembahas

Aming D. Rahman (Galeri Kita)

 

Moderator

M. Ady Nugeraha (Galeri Soemardja)

 

 

Sorotan 3

Seni Rupa Bandung Hari ini

dan Soal Kekuratoran/Kritik/Penulisan Seni Rupa        

Durasi: 15.15 – 18.00 WIB

 

Panelis

Agung Hujatnikajennong (Kurator/Dosen Seni Rupa-ITB)

Aminudin TH Siregar (Galeri Soemardja)

Asmudjo J. Irianto (Kurator/Dosen Seni Rupa-ITB)

Chabib Duta Hapsoro (Kurator Bandung Contemporary)

Heru Hikayat (Penulis Seni Rupa)

Rizky A. Zaelani (Dosen Seni Rupa-ITB)

Rifandy Priatna (Kurator Bandung Contemporary)

Sally Texania (Kurator Bandung Contemporary)

 

Pembahas

Herry Dim (Kritikus Seni Rupa/ Pengamat Budaya)

 

Moderator

Bonggal Hutagalung (Seniman)

Ganjar Gumilar (Peneliti)

 

 

 

 

Soemardja Award adalah program tahunan sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi Syafe’i Soemardja bagi pendidikan Seni Rupa di ITB maupun secara nasional. Anugerah yang didukung oleh Galeri Soemardja dengan dua kategori penghargaan, yaitu kategori “Mahasiswa Terbaik”. Penghargaan ini diberikan kepada karya mahasiswa terbaik yang telah menempuh program pendidikan Strata 1 di civitas akademi Program Seni Rupa – ITB dari empat jalur minat:  Seni Lukis, Seni Grafis, Seni Patung, Seni Keramik dan Intermedia.

 

Kali ke-3 ini, kategori anugerah mengalami perbedaan dan pelebaran. Kategori Seniman Muda Terbaik yang sebelumnya diberikan pada Soemardja Award 1&2, kini diganti dengan Alumni Seni Rupa-ITB yang Berprestasi yang membidik kontribusi mereka dalam profesi kesenimanan, kedesaineran, manajemen/organisasi seni & desain, dan penulisan/kurator/ kritikus seni-desain tanpa dibatasi oleh usia. Adapun kategori baru yang akan diberikan tahun ini adalah Lifetime Achievement kepada mereka yang dinilai telah berjasa dan mendedikasikan hidup mereka dalam mengembangkan seni rupa, desain, dan kebudayaan secara umum.

 

Soemardja Award diharapkan mampu membangun iklim yang kondusif seraya meningkatkan semangat keprofesian dalam dunia seni rupa dan desain maupun budaya secara umum, sehingga bisa membangun komitmen sekaligus konsistensi keilmuan setiap lulusan FSRD-ITB di medan sosial seni yang lebih luas