Enter your keyword

Pameran Seni Kinetik: Kinetikamekanika

Pameran Seni Kinetik: Kinetikamekanika

Kinetikamekanika

Menampilkan karya-karya:

Bagus Pandega
Bob Potts
E R
Hardiman
Heri Dono
Piotr
Rudi Hendriatno
Septian Harriyoga

Pembukaan
Kamis, 13 Juni 2013 | pukul. 19.00WIB

Dibuka oleh
Prof. Dr. Bambang Riyanto Trilaksono
(Sekolah Teknik Elektro dan Informatika – Institut Teknologi Bandung)

Pameran berlangsung sampai
30 Juni 2013

Galeri Soemardja
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Teknologi bandung
Jl. Ganesha 10
Bandung
+62 22 253 4242
info@soemardjagallery.com

Karya-karya para seniman dalam pameran ini dikenali sebagai patung kinetik (kinetic sculpture) – salah satu langgam dalam seni kinetik. Karena itu, selain menghadirkan gerak, ritma, dan sound, karya-karya di dalam pameran ini sesungguhnya memperlihatkan kecenderungan karya patung (sculpture) maupun assemblage yang terbuat dari potongan-potongan material kayu, akrilik maupun logam secara presisi, sehingga membangun sebuah asosiasi terhadap bentuk yang beberapa di antaranya mengacu pada asosiasi flora, fauna, dan mesinal.

Yang kemudian kita nikmati, secara keseluruhan, bukan lagi karya-karya patung dalam paradigma konvensional, melainkan “patung” yangtelah diberi elemen tambahan lain: suatu sistem kerja mesinal/mekanik. Hasilnya: “patung” itu bukan lagi “benda estetis yang diam”,melainkan “benda estetis yang bergerak” – pada sebagian sektornya maupun secara keseluruhan. Perlu ditekankan bahwa gerak dan efeklain akibat kehadiran mesin, sebenarnya merupakan komponen-komponen utama dalam seni kinetik. Karena komponen itu diperhitungkan, kita bisa mengerti mengapa seniman-seniman dalam pameran ini mengeksplorasi gerak tersebut.

Bermula dari gerakan Dada dan seniman-seniman Konstruktivis pada awal abad ke-20, seni kinetik dikenal sebagai seni yang mengekplorasi efek gerak suatu bagian atau keseluruhan benda sehingga menghasilkan ilusi optik, terdiri dari bagian yang khusus dirancang untuk digerakkan oleh mekanisme internal maupun stimulus eksternal, seperti cahaya atau udara. Namun, gerak yang dihasilkan sesungguhnya bukanlah gerak virtual atau ilusi, tetapi sebuah gerakan nyata yang disebabkan oleh air, angin dan motor. Dalam manifestasinya, seniman Konstruktivis Naum Gabo – salah seorang yang dianggap turut melahirkan seni kinetik – menyuarakan penolakannya terhadap kesenian yang selama ribuan tahun diwariskan oleh seni-seni Mesir kuno yang melihat irama statis sebagai satu-satunya unsur kreativitas visual. Sebagai gantinya, Gabo menawarkan elemen baru dalam seni visual, yaitu irama kinetik, sebagai bentuk dasar persepsi real time.

Apabila lukisan dinilai sebagai karya dua dimensi; patung sebagai karya tiga dimensi; dan karya instalasi adalah karya tiga dimensi berskala besar, maka karya kinetik dianggap memperkenalkan “gerakan waktu” sebagai “dimensi ke-empat”.

Dalam perkembangannya, seni kinetik tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi. Di tengah keragaman jenis seni kinetik, integrasi antar keduanya yaitu seni dan teknologi, tampaknya menjadi syarat fundamental bagi pengerjaan seni kinetik. Aspek lain yang penting dicermati dalam hal ini adalah keterlibatan pemirsa di hadapan karya seni kinetik. Sejumlah karya yang diciptakan seniman kinetik adakalanya meminta partisipasi publik dengan: menekan tombol, memukul wadah, melintasi garis sensor dan lain sebagainya.

Karya seni kinetik membuka sensibilitas kita terhadap pengalaman baru akan ruang, irama akibat gerak berulang, struktur, dinamika dan menawarkan estetika yang tidak kita temukan pada, misalnya sebuah lukisan dan patung. Kita dihadapkan pada sitausi baru yang merangsang seluruh syaraf motorik. Reaksi yang kita lakukan dihadapan seni kinetik, pertama-tama, barangkali adalah reaksi yang berkenaan dengan rasa kagum pada benda yang bergerak. Perlahan-lahan persepsi kita dibentuk.

Pameran seni kinetik yang turut menampilkan karya-karya seniman Indonesia, Amerika dan Polandia ini menggambarkan bagaimana perkembangan jenis seni ini menjadi sangat mungkin untuk dikembangkan lebih jauh di tanahair.